LPKSM ADIPATI – Formalin adalah larutan kimia yang mengandung formaldehid (HCHO) dalam air, biasanya dengan konsentrasi 37-40%. Formalin digunakan sebagai:
1. Pengawet mayat dan spesimen biologi.
2. Pengawet kayu dan bahan bangunan.
3. Bahan kimia industri (produksi plastik, resin, dll.).
4. Disinfektan dan antiseptik.
5. Pengawet makanan (tidak direkomendasikan karena berbahaya).
Komposisi formalin:
– Formaldehid (HCHO) 37-40%
– Air 60-63%
– Metanol (CH3OH) 1-2% (sebagai pengawet)
Bahaya formalin:
– Karsinogenik (menyebabkan kanker)
– Kerusakan organ (ginjal, hati, sistem saraf)
– Gangguan pencernaan
– Reaksi alergi
– Keracunan
Penggunaan formalin harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti protokol keselamatan. Penggunaan formalin dalam makanan sangat dilarang karena berbahaya bagi kesehatan.
Makanan yang mengandung formalin sangat berbahaya bagi kesehatan. Berikut beberapa bahayanya:
*Bahaya Jangka Pendek*
1. Keracunan: Muntah, diare, sakit perut, dan demam.
2. Gangguan pencernaan: Peradangan lambung, usus, dan rektum.
3. Reaksi alergi: Gatal-gatal, ruam kulit, dan sesak napas.
4. Kerusakan hati dan ginjal.
5. Gangguan sistem saraf.
*Bahaya Jangka Panjang*
1. Kanker: Kanker lambung, usus, dan hati.
2. Kerusakan organ: Ginjal, hati, dan sistem saraf.
3. Penyakit degeneratif: Alzheimer, Parkinson, dan penyakit otak.
4. Gangguan reproduksi: Kesuburan dan kehamilan.
5. Kerusakan DNA.
*Gejala Keracunan Formalin*
1. Sakit kepala dan pusing.
2. Mual dan muntah.
3. Diare dan perut kram.
4. Demam dan menggigil.
5. Nafas pendek dan sesak.
*Makanan yang Rentan Mengandung Formalin*
1. Baso dan bakso.
2. Ikan dan seafood.
3. Daging olahan (sosis, nugget).
4. Makanan kering (kacang, biji-bijian).
5. Produk laut (udang, kerang).
*Pencegahan*
1. Beli dari produsen terpercaya.
2. Periksa label dan sertifikasi BPOM.
3. Pilih makanan segar dan alami.
4. Hindari makanan dengan harga sangat murah.
5. Masak makanan dengan benar.
*Sumber Informasi*
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2. Kementerian Kesehatan RI.
3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
4. American Cancer Society.
5. National Institute of Health (NIH).
Waspadai Bahan Berbahaya Pada Pangan

Komentar